Tuesday, 27 December 2016

True Story bersama adek gue

Izinkan Ane yang newbie ini berkarya agan2.. Ane terhitung baru di forum semprot ini. Sejujurnya ane berani share karena merasa perlu sharing. Bahasa masih belepotan tolong jangan di cela.. Ga nolak kritik & saran.. Ini real story ane.. Monggo disimak

Kejadiannya baru sekitar Februari yang lalu. Aku masih belum bekerja, dan adik baru lulus kuliah. FYI usia kami cuma terpaut setahun. Waktu itu kondisi saya masih pontang-panting hilir mudik nyari kerjaan. Mungkin kalian semua pernah mengalami pusingnya jadi sarjana pengangguran. Walau udah berbekal ijazah S1, tapi malah ditolak sana-sini. Putus asa, galau, frustasi semua campur aduk jadi satu.
Hari itu cuaca mendung. Dirumah aku bangun telat karena efek begadang malamnya, atau mungkin bisa dibilang insomnia. Ya, jadi sarjana nganggur mana enak, jadi bahan gunjingan satu kampung bikin malam-malam terjaga karena kepikiran. Aku bangun dan langsung melangkah ke dapur mencari segelas air putih. Ayah ku udah berangkat kerja. Walau bukan keluarga berada, tapi kerja keras beliau terbayar setelah melihat kedua anaknya bisa memakai toga. Sedangkan ibu, mungkin sudah berangkat ke butiknya. Ini bisnis kecil-kecilan bareng temen-temen beliau daripada cengok d rumah. So, cuma tinggal aku dan adik perempuanku saja yang tinggal d rumah. Waktu menunjukan pukul 09.30, ku lihat adikku sedang memasak sarapan. Sekilas gambaran adikku ini berkulit coklat, tidak hitam tidak putih, tinggi badan mungkin 165cm, dan ukuran payudara... Eeh. Maaf saya tidak tahu karena memang sebelumnya saya tidak pernah berhasrat sama sekali dengan dia. Tapi perpisahan kami selama kuliah & baru kembali dipertemukan d rumah pasca kelulusan masing-masing membuatku baru sadar kalau tubuh adikku banyak berubah. Selain bertambah manis parasnya tentu saja adalah perbesaran ukuran payudara & pantatnya. Di luar rumah adikku masih berpakaian sopan & longgar, tidak jilbab panjang ala akhwat tapi sopan. Namun di rumah pakaian ala daster, tank top & hotpantas tampak gagal menutupi keindahan tubuhnya. Sebenarnya sudah cukup sering dia memakai pakaian seperti itu di rumah, tp karena kami jarang ngobrol d rumah, aku sibuk nyari kerja dan main game, sedangkan dia selalu d kamarnya menonton film korea & hanya keluar kalau mandi & makan. Alasan lainnya adalah karena baru sebulan dia pulang total dari studynya, sehingga jujur aku baru sadar kalau adikku sudah menjelma menjadi wanita dewasa.
Seperti yg kukatakan sebelumnya, pagi ini dia sedang menyiapkan sarapan di dapur. Sepertinya dia sedang masak nasi goreng, & pagi inilah aku menyadari keindahan tubuh adikku. Padahal dia hanya memakai daster berlengan, tapi rok pendek, namun payudara & pantat'a tersembul indah & pahanya menggoda.
Melihat aku bangun dia menyapa "Mas hari ini mau nyari keliling (nyari pekerjaan) lagi gak?"
Aku jawab "enggak dek, paling lusa. Hari ini belum dapet info apa-apa lagi"
"Ooh, semangat mas" katanya sambil tersenyum manis "Mas mau nasi goreng pedes apa enggak?" "Biasa aja dek, nanti sakit perut" kataku. "Ok!" jawabnya.
Setelah percakapan tadi akupun pergi mandi sambil membayangkan tubuh adikku tadi. "Ternyata adik gw badannya semok ya sekarang. Haduuh, ko gw jadi nafsu gini ya, ah masa adek sendiri gw garap. Gak ah!" kataku dalam hati.
Aku pun lanjut mandi tanpa onani sedikitpun. Seperti yg kubilang sebelumnya, aku baru sadar & belum terlalu berhasrat.

Selepas mandi, aku makan sarapan buatan adikku, Kami makan bersama-sama. Adikku masih mengenakan daster tadi, oiya aku lupa warnanya abu-abu. Serasi sekali degan kulitnya.
Suasana senyap, jadi aku coba buka obrolan.
"Udah ada ide abis lulus mau kemana dek?" aku memulai
"Yah kerja mas, aku udah dapet banyak info dr grup alumni di wa ku. Smg ada yg jebol salah satu" balasnya.
"Ooh gitu, ya smg lancar ya dek. Jgn kayak kakak mu ini. Masih luntang lantung. Hehehe" "Belum rejeki aja mas. Nanti jg dapet sendiri" "Amiin"
Yah obrolan soal kerjaan & masa depan udah garing aku coba cari topik lain.
"Pacar mu orang mana dek?" aku mulai nyoba ngobrol soal privat, tp mendengar aku nanya soal ini dia cengengesan, lalu senyum getir sambil bilang "gak ada mas"
"Belum nemu yg pas lagi yah?" aku tanya lagi
"Mas, malah selama kuliah adek ga pernah pacaran" Sontak aku kaget
"Loh kenapa dek?"
"Gak enak lah masa kakaknya jomblo adiknya udah pacaran. Wkakakakakakak" Aduuh siaal adikku tertawa renyah sambil mengejek ku. Emang sih aku juga lagi jomblo. Yah mana ada cewek yg mau sama sarjana nganggur. Emang Pacaran gak butuh biaya. Hehehe
"Peduli amat kamu. Pacaran mah pacaran aja. Kamu gak jelek kok" aku mulai obrolan serius lagi, eh adikku wajahnya berubag masam lagi "Jadi gini mas, aku pernah punya pengalaman gak enak sama cowok. Jadi aku males" "Pengalaman kaya gimana dek?" selidiku. Dan adikku mulai cerita selama dia kuliah pernah ada mahasiswa kakak tingkat yg coba deketin dia, namun belum lama pedekate mahasiswa itu sudah minta foto2 sexy adikku, jelas dia marah. Lalu ada kejadian ketika adikku sedang kemping di gunung Semeru. Waktu itu dia tidur d sleeping bag, & merasa di gerayangin, ketika bangun ternyata ada peserta lain yg iseng grepe2 badannya. Mahasiswa itu pun jd bulan-bulanan disana. Dan yg paling jengkel adalah ketika di lab dia tinggal berdua dgn seorang asisten dosen, mahasiswa kakak tingkat lagi. Ketika asik menghitung rumus, dia dipeluk dari belakang oleh asdos tersebut. Adikku cerita nafas asdos tersebut memburu "dek, kamu cantik" kata asdos tersebut sambil mencium pipi serta lehernya yg masih tertutup kerudung. Namun ketika dia merasa payudaranya di remas-remas serta bagian sensitifnya di pegang dia teriak & asdos itupun di bekuk satpam. Sejujurnya aku kaget mendengar cerita bahwa adikku pernah sampai mendapatkan pelecehan seksual seperti itu. "Plis mas, jangan cerita ibu sama ayah yah. Aku gak mau bikin mereka sedih & marah" adikku memohon.
Tambahan tentang adikku, wajahnya tidak cantik, tapi tidak bisa dibilang jelek juga sih.. 


Aku masih kaget dgn pengalaman adikku ini. Dia bercerita sambil meneteskan air matanya.
"Plis mas jgn ceri-cerita ke ibu ayah ya. Adek takut mereka kecewa sama marah" Dia mulai menangis
"Iya dek. Mas ga akan cerita. Yg penting kamu masih perawan"
Adikku ga bilang apa-apa, masih menangis. Tiba-tiba dia berdiri & masuk k kamarnya.
Dalam hatiku aku merasa bersalah sudah membuatnya mengingat kenangan buruknya.
Piring nasi goreng kami berdua pun aku bereskan. Aku berniat menghampiri adikku untuk menenangkannya & meminta maaf. Sambil membawa minuman karena dia tadi belum minum aku ketuk pintu kamarnya. Aku panggil-panggil adikku, yang terdengar cuma isak tangisnya. Yah aku biarkan saja dia sendiri dulu.
Pagi beranjak siang, mendung berganti hujan. Aku sedang menyeduh segelas kopi G**D day utk menghangatkan badan, ketika adikku keluar kamarnya. Dari rambutnya yg acak & matanya yg sembab menyiratkan kalau dia menangis sampai tertidur.
Aku masih segan mengajak dia ngobrol. Dia keluar kamar sekedar ke kamar mandi & minum segelas air lalu masuk kamar lagi. Aku beranikan diri menghampirinya, kuketuk pintu kamarnya. "Dek, mas mau ngobrol" "sebentar mas lagi ganti baju" balasnya dari dalam. Aku tinggu sebentar sebelum dia buka pintunya. "Kenapa mas?"
Dan dari sinilah mataku terbelalak. Dia pakai tank top hitam dgn celana street abu2 yg membuat payudara & pantatnya tercetak sangat menggoda, dan yg membuatku semakin birahi adalah bau badan bangun tidurnya sungguh....
Aku tergugu & berusaha menguasai diri "Loh mau kemana dek?" tanyaku "Mau k rumah metha, ngajak main dia" kata adikku "trus mas mau ngobrol apa?" lanjutnya.
"Mas mau minta maaf td udah bikin kamu nangis dek. Sampe kamu cerita hal2 yg ga enak buat kamu inget gitu. Mas janj..." Adikku menyela "Masuk kamarku aja mas, sambil duduk sini.." "urg!! Ok" aku setuju. Aku masuk kamarnya & duduk d kasurnya. Kamar d rumah kami tidak terlalu besar suhu. Lalu aku lanjutkan bicara lagi
"Iya dek pokok'a mas janji ga akan cerita sama ibu ayah" adikku tersenyum, air mata menetes lagi tiba2 dia memelukku "mas, makasih ya. Beneran deh aku baru ceritan hal tadi ke Mas doang. Aku sedih mas, aku takut jadinya" Baru aku sadar adikku ini orangnya sensitif & gampang tersentuh. Aku balas pelukannya "Next kamu ati-ati ya" kataku "Iya mas" sejenak aku adalah kakak yg baik sampai kemudian aku kembali menyadari betapa tipisnya baju adikku & sesuatu yg empuk menekan2 dadaku, mau tak mau birahiku bankit. Sedikit nakal aku eratkan pelukan ku, & mencium sepuasnya aroma tubuh adikku. Sepertinya adikku belum menyadari kakaknya yg mulai tak bisa menguasai diri, karena masih dalam pelukannya adikku berkata "Mas, adek kan jelek, ko sampai segitunya sih mrk melecehin aku" "Kamu gak jelek dek, jgn minder gitu" "menurut mas aku cantik?" "Dek-dek kamu itu adikku, kamu itu adik mas yg cantik" aku menimpali. Sebenarnya aku mau berlama-lama diposisi ini, namun dia melepaskan pelukannya, dan menatap wajahku sambil senyum. Lalu berkata "Aku ngerasa aman sama mas, sejak kuliah masing2 udah lama ya kita gak ngobrol2 kaya gini mas." aku diam saja & juga menatap wajahnya. Dari sinilah awal mulanya, ketika wajah ku dan adikku saling bertatap ini, setan menguasai ku. Melihat bibir adikku tersenyum & sedikit terbuka aku dekatkan wajahku ke wajah adikku, dan utk pertama kalinya bagi kami berdua kami merasakan ciuman pertama kami...

Part 4

Yeah!! That Was My First Kiss..!!
Itu ciuman pertama ku, dan aku melakukan ciuman pertama ini dengan.... Adik perempuanku satu-satunya..
Ada sesal, namun tak bisa ku pungkiri, ada keindahan & sensasi yg tak terlukiskan kata-kata.

Aku tak pernah melupakan rasa bibir adik kandungku sampai detik ini. Rasa ranum, rekahnya serta basah air matanya selalu terkenang hingga kini.

Menerima ciuman mendadak dari kakaknya adikku tersentak kaget, dia sempat berteriak kecil ketika bibirku menempel di bibirnya. Dia sempat mendorong tubuhku & menjauhkan badannya dariku untuk melepaskan diri, namun tangan kanan ku telah memeluk punggungnya & tangan kiriku menahan kepalanya. Karena mendadak jugalah aku dapat menangkap bibir & kumainkan lidahku dalam mulutnya. Dalam merontanya, disela permainan mulutku adikku sempat berkata "Mas, pliss!! Jangan.." sebelum aku kembali bermain di mulutnya. Jujur suhu saat itu aku dikuasai birahi, aku lupa siapa wanita didepaku ini.
Aku hanya bisa menuruti nafsu ku, sambil aku mencium & memeluknya, sedang adikku meronta & menggeliat mencoba melepaskan diri dariku. aku dorong tubuhku kedepan, kami berbaring dgn posisi aku di atasnya. Sekali lagi untuk pertama kalinya aku merasakan kehangatan tubuh seorang wanita yg kutindih dibawahku. Mungkin suhu yg sudah menikah atau pernah ML bisa mengerti maksudku, dan memahami kenikmatan yg kurasakan.
Ketika aku makin mantap menindihnya dan ciumanku mencoba kualihkan ke lehernya, baru Ku sadar adikku kembali menangis. Kali ini tangisnya berbeda seperti sebelumnya, seperti merasa terluka atau kecewa. Mendadak aku hentikan aktivitasku & menatap wajahnya, dia hanya menutup kedua tangannya ke mulut. Lalu tiba-tiba aku ditamparnya, Plakk!!
walau tidak begitu keras tamparannya & sakit rasanya, namun cukup membuatku tersadar. "Dek" hanya itu yg terucap dari mulutku. "Mas, kenapa mas?" Katanya sambil terisak. Aku hanya bisa tertegun diatasnya. "Mas mau jadi cowok2 berengsek juga. Aku Adek mu mas, adik kandung" katanya setengah teriak dalam tangisnya.
Aku masih terdiam, bingung mau berbuat apa. Sejenak terlintas dibenak ku untuk bangun & meminta maaf, namun aku telat sadar, kemaluanku telah menegang dalam celana boxer ku, & posisinya tepat dibelahan vagina Adikku yg hanya memakai celana street ketat. Sedari Tadi kemaluanku menggesek2 vagina adikku, & itulah yg membatalkan akal sehatku. Aku hanya bisa berucap "Kamu cantik sekali dek, maafkan mas mu tolong"
"Mas jangan" adikku kembali terisak & teriak kecil sambil kembali meronta & mencoba mendorong tubuhku.

Setelah perkataan ku itu aku dgn sadar menggesek2 penis ku sambil mencumbu lehernya. Tanganku mulai meremas2 payudaranya yg ternyata sungguh kenyal. Adikku masih meronta dibawahku sambil memohon agar aku berhenti. Namun kata2 adikku sungguh tak terdengar olehku, sekali lagi aku coba mencium adikku, namun dia bertahan sambil menutup erat bibirnya & kedua tangannya memukul2 punggungku. Aku benar2 d kuasai nafsu.
menyerah dgn bibir adikku yg masih tertutup, aku mulai beralih ke payudaranya. Tanpa basa-basi & ditambah rasa ingin tahu melihat payudara wanita secara langsung untuk pertama kalinya aku singkap tank top adikku keatas, dia kembali berteriak "No!! Mas pliss jangan".
Aku sekali lagi tak perduli, pandanganku fokus pada dua gunung kembar adikku yg terbungkus Bra merah berenda dgn pita d tengahnya, belakangan aku tahu ukuran payudara adikku adalah 34 B. Cukup ideal & proporsional dgn tubuhnya. Adikku kembali memohon sambil menangis.. "Mas, gak mau mas. Aku gak mau.. pliss"
Aku puaskan diri memandangi payudara pertama didepan ku ini. Payudara Adikku sendiri. Perlahan kuremas pelan, adikku mulai melenguh, sambil mengelengkan kepalanya. Aku remas lembut, saat dia membuka mulutnya aku cium bibirnya lagi. Aku bermain dgn bibir serta lidahnya, adikku hanya diam, namun bibirnya tetap terbuka seolah membiarkan aku bermain disana. Tangankupun beraksi kembali, aku angkat bra adikku, untuk kali ini aku benar-benar melotot. Sungguh indah payudara adikku. Kulit coklat, serta putingnya yg coklat muda bersemu merah jambu membuatku meneguk air liurku.
"Dek, buah dadamu bagus dek" kataku
Adikku hanya terisak, sambil menutup mulut serta matanya. Tangisnya sudah sedikit berhenti saat aku menciumnya tadi.
Dari forum inilah aku tahu kalau bentuk payudara adikku itu seperti melon. Putingnya adalah bagian yg paling kusuka, berbentuk seperti ceri karena bulat d ujungnya. Sampai saat ini aku selalu memuji puting adikku itu.
Payudara adikku telah menantang didepan mataku, mau tak mau tanganku pun mulai bermain.
Kuawali dengan menyentuh ujungnya dengan telunjuk ku,tubuh adikku tiba2 berguncang sambil terpekik kecil. Jantungku berdegup sangat kencang, akupun merasakan demikian pada adikku pasti dia juga berdebar-debar melihat & merasakan miliknya dimainkan oleh kakaknya sendiri.
Pelan2 aku gunakan jari telunjuk serta jempolku untuk memilin puting adikku, dan "oorghh..!!" Adikku mendongakkan kepalanya keatas, nafasnya mulai naik turun, membuat payudaranya jadi semakin indah. Tak sabar aku mulai remas pelan, dia masih melenguh sambil mendongak, aku remas agak keras, payudara ini benar2 terasa kenyal & padat d kedua tanganku. Peluh mulai membasahi tubuh kami berdua.
Aku mulai gunakan mulutku, diawali dengan lidahku untuk menyentug ujung putingnya, adikku kini terpekik sambil menatap wajahku. Tatapan matanya sayu.
"Mas" katanya tanpa arti..
Aku kembali sentuh dengan lidah puting payudaranya, terus menerus. Tiba-tiba tangannya yg sejak td menutup mulut atau mencengkeram seprai menjangkau kepalaku, aku sedikit terkejut, namun dia sepertinya menahan kepalaku agar tetap melumat dadanya.
Belakangan dia berkata padaku kalau payudaranya adalah bagian paling sensitif & membuatnya terangsang. Terutama puting sebelah kiri yg bentuknya setelah kuperhatikan agak lebih besar & bulat dibanding yang kanan..

Puting adikku benar-benar indah sungguh membuatku mabuk kepayang. Aku tak bosan-bosannya memainkan tangan & mulutku disana. Memilin, meremas, menjilat sampai menghisap, apapun aku lakukan untuk memuaskan birahiku, puting adikku sungguh terasa kenyal dalam mulutku membuatku gemas sekali, lidahku pun seolah ikut gemas karena menikmati bermain dengan putingnya.
Sedangkan adikku yg sesekali ku lihat disela kenikmatanku hanya bisa merem melek, mendongak, melenguh & menggelang menerima aktivitasku. Kedua tangan adikku masih membelai2 kepalaku, dan peluh seperti orang marathon membasahi tubuh kami berdua. Tak tahu berapa lama aku asik mempermainkan kedua payudara adikku tiba-tiba tangannya menjambak rambutku & disaat bersamaan tubuhnya mengejan, pinggul'a bergerak2 sambil teriak2 kecil, kepalanya mendongak ke atas
"urgh...orgh..urgh...ohh.. Masshhh... oorrgghhhh"
Hanya kalimat itulah yg ku ingat dari adikku.

Aku merasakan basah pada kemaluanku yg masih tertutupi boxer, sepertinya adikku merasakan orgasme pertama dalam hidupnya.
Perlahan pinngul adikku yg bergoyang & menggelinjang telah nomal kembali, hanya nafasnya yg berubah jadi memburu.
Selesai dalam orgasmenya adikku kembali menatapku sayu, peluh membasahi wajahnya yg ternyata membuat tampangnya yg sehari-hari kalem menjadi sangat sensual & menggemaskan. Sungguh aku berhasrat pada mu adikku sayang!!
Perlahan kucium mesra adikku, kali ini dia membalas ciuman ku. Ooh, indah & nikmat sekali saat itu. Dia terima lidahku dalam mulutnya, kamipun berpagut mesra.

Setelah itu aku buka tank top serta bra nya, tak ada penolakan darinya, pun saat aku menarik celana streetnya adikku hanya bs pasrah.
Akupun membuka baju serta boxer & celana dalamku, untuk pertama kalinya aku telanjang bulat d depan seorang wanita. Adikku hanya tinggal bercelana dalam saja. Masih ku ingat dia memakai celana dalam krem berenda dgn motif bunga, sungguh terlihat sexy sekali adikku.
Namun mata adikku melotot melihat batang penisku yg sudah sedari tadi menegang, pasti ini pertama kalinya dia melihat batang penis seorang pria secara langsung.
Mungkin para suhu bertanya kenapa aku tidak melepas CD adikku. Sungguh suhu, tubuh adikku yg half naked dgn celama dalam hitamnya membuat dia terlihat sangat menggairahkan.
Aku lanjutkan kembali permainanku dgn adikku. Di awali dengan kubangunkan adikku dr baringannya, kami duduk saling berhadapan, saling melingkarkan lengan dileher, lalu kami berpagut kembali. Kali ini adikku benar2 pasrah, selain kulumat bibirnya yg ranum, aku garap juga leher serta telinganya, suara lenguhan adikku kali ini kudengar lebih jelas & erotis.
Saat mulai kumainkan lagi payudaranya yg indah itu, adikku teriak "ooaaarrggghh!! Maaashhhh!! Yes, there..!!!" sambil membuang badan kebelakang & menggelayutkan lengannya di leherku, sedang penisku bergesekan dgn CD serta perutnya. Kami berdua benar2 menikmati posisi itu, sampai tiba2 tangan adikku memegang batang penisku, sontak aliran listrik seperti mengalir d tubuhku karena ini pertama kalinya penisku dipegang wanita.
Dan entah tau darimana setelah melepaskan diri dari pelukanku adikku mengocok batang penisku sambil memagut bibirku. Aku sungguh menikmati perlakuan adikku sambil memainkan buah dadanya. Nafas kami sama2 memburu, aku yakin kami berdua merasakan kenikmatan dari melanggar tabu tersebut, yah adik perempuan mengocok batang penis kakak kandungnya. Namun siapa sangka sensasi aneh ini justru memberi nikmat tiada tara.

Handjob adikku benar2 mujarab, karena aku akhirnya orgasme di tangannya. Bersamaan dgn orgasme ku, aku tarik tubuh adikku, kami dalam posisi berpelukan kembali sambil duduk berhadapan, sehingga penisku tepat berada d antara tubuhku & tubuhnya, dan orgasme maksimal ini memuntahkan sperma ku d perut kami berdua, oh tidak lupa kami kembali berciuman mesra.
Kami berdua ambruk dalam peluh, & nafas kelelahan kami. Saling pandang beberapa saat, adikku tersenyum sayu namun indah & manis. Saat itu aku menco utk beranjak ke manuver berikutnya, yaitu membuka CD adikku.
Tanganku perlahan turun k arah CD nya, ketika mulai kucoba menurunkannya, adikku menahan dgn tangannya sambil menggeleng pelan "Jangan ya mas. Cukup dulu"
Tapi tentu saja nafsu utk melihat vagina adikku mengalahkan kelelahan & norma. "Tanggung ya dek, mas cuma mau lihat" sambil sedikit memaksa akhirnya lolos lah CD adikku, kini kami berdua telanjang bulat. Aku bangkit & mengamati vagina adikku ini, benar2 vagina seorang perawan. Rapat, & sedikit bulu halus d atasnya, namun yg membuatku kaget & jatuh cinta adalah harumnya. Adikku benar2 merawat mahkotanya ini. Mungkin suhu2 sekalian akan langsung menjilati vaginanya, namun entak kenapa aku jijik & sama sekali tidak berminat. Bahkan sampai sekarang belum pernah sekalipun aku menjilat vagina adikku.
Aku sekali lagi dibuat takjub oleh vagina adikku. Menyadari vaginanya jadi bahan tontonan olehku adikku menutup kedua kakinya "cuma lihat doang kan mas.. Udah ya adek malu.."

Part 7 A

Satu hari dibulan Februari itu yg telah merubah segalanya. Semenjak hari itu pandanganku kepada adikku telah berubah 180 derajat, dulu aku sama sekali tidak perduli apapun tentang adikku, kecuali dia sakit atau sedih, dulu aktivitas apapun yg dia lakukan aku cuek, apapun baju yg dia kenakan aku masa bodoh. Namun kini, semenjak momen paling erotis sepanjang hidup kami berdua, aku mulai memandang adikku dengan cara yang berbeda. Bagiku dia adalah wanita dewasa yg sangat menggairahkan. Setiap tatapanku padanya dipenuhi birahi & keinginan kuat untuk kembali memeluknya, memainkan kedua buah dadanya yg indah, & mengaduk2 vaginanya. Bahkan aku selalu menyulai handjob adikku.
Semenjak kejadian itu, pagi2 mendung kami di bulan Februari tak pernah lagi terasa dingin, malah keringat kami selalu terpacu dalam permainan seru aku dan adikku.
Awal-awal setelah kejadian pertama itu aku sungguh agresif bak serigala kelaparan, nafasku selalu memburu, nafsuku membara. Aku seperti anak kecil yang punya mainan baru & sangat menyukai mainan itu. Sedang adikku masih agak ragu mengulangi kejadian itu. Kadang dia agak menolak, mencoba menghindar atau menitikkan air mata. Aku memahami ketakutannya, namun aku sudah memahami kelemahannya. Ya payudaranya yg indah serta puting buah ceri d dada sebelah kiri menjadi titik vital kelemahan adikku.
Aku hanya tinggal merayunya dgn kata2 indah, membelai rambutnya yg hitam legam, menciup bibirnya yg ranum, kusingkap bajunya dan, kupilin kedua putingnya, adikku akan langsung jatuh dalam pelukan ku, dan berakhir dgn adegan dimana kami saling menikmati permainan erotis kami berdua.
Keperawanan adikku masih utuh suhu, satu-satunya aktivitasku pada vaginanya adalah memainkan klitorisnya dgn tanganku, ini sudah lebih dr cukup utk membuatnya orgasme.
Permainan kami berdua biasanya kami lakukan ketika kedua orang tua kami telah berangkat bekerja, & aku tidak sedang dalam panggilan interview kerja.

Feberuari telah pergi, maret berganti. Pekerjaan masih belum aku dapatkan. Untunglah saat ini hari-hariku tidak sejemu sebelumnya, karena adikku kini menjadi hiburan terindah buatku, segala masalah seolah sirna setelah kami berpagut mesra, memainkan payudara melon & puting ceri nya, & kubelai klitorisnya. Setelah gairahnya naiklah puncak hiburan buatku, dgn handjob atau titfuck nya, dia buat aku orgasme, & hilanglah permaslahan hidupku walau sesaat. Bahkan ketika haidnya pun, walau agak segan dia masih setia dgn pagutan & handjobnya.

Kisah pagi ini terjadi pada akhir maret lalu. Kemarahanku meledak pada pagi ini. Ada dua sebab utama aku jd uring-uringan pagi ini, pertama, adikku sudah tiga hari ini tidak ada di rumah karena menemani tanteku family gathering dgn kantornya. Tanteku punya tiga anak kecil hyperaktif, sehingga meminta adikku menjaganya.
Yang kedua & menjadi puncak kekesalanku adalah email dari perusahaan yg mengabarkan kalau aku belum d terima disana. Padahal aku sudah bolak-balin luar kota mulai dr test tulis, psikotest, interview sampai test medis. Sungguh aku kesal sekali pagi itu.
Dengan mendengus kubanting diriku d sofa ruang TV.
Aku mencoba rileks, meregangkan kaki ku, kedua tanganku menutup mataku sbg ekspresi frustasi.
Ada lima belas menit aku duduk kaku si sofa sebelum suara salam adikku masuk, ah rupanya adikku sudah pulang. Ku lihat dia memakai kerudung hijau, dgn kaus kerah warna oranye, spertinya itu baju acara tadi, serta long cardigan yg menutupi lengan & punggungnya.
Melihat wajahku tertekuk, adikku bingung. "Kenapa mas, kok kayaknya lagi pusing banget"
"Iya dek, mas ditolak perusahaan lagi" balasku tak bersemangat.
Mendengar jawabanku, adikku yg baru pulang lantas menjatuhkan badannya d sofa & duduk d sebelah ku. Tanganya memegang pundakku utk membesarkan hatiku. Sambil tersenyum dia bilang "Sabar mas, mas harus sabar, jgn sedih gitu ya"
"Tapi mau sampai kapan dek, mas udah capek nganggur, mas butuh aktivitas, butuh kegiatan dek" kataku sedikit teriak menumpahkan kekesalanku.
Melihat ekspresiku yg sepertinya akan lepas kendali, adikku meraih kepalaku & ditaruhnya di dadanya, lalu didekapkannya.
"Mas jgn marah, adek gak mau lihat mas marah, adek gak suka lihat mas marah" lirihnya. Kata2 adikku ini sedikit menenangkan emosiku, & ketika dilepaskannya dekapan ini, dia mengecup sekilas bibirku, lalu terasenyum & bangkit..
"Mas aku mau mandi dulu ya, aku jg lumayan letih mas. Anak2 tante bener2 aktif" Lalu dia masuk k kamar tanpa sempat aku membalasnya. Tak berapa lama adikku keluar kamar dgn handuk pink & baju daster bersih yg d jinjing serta tas kecil kuning yg membawa peralatan mandinya.
Tak perlu waktu lama, untuk mendengar suara air dari kamar mandi.
Namun d ruang TV aku masih terdiam, kekesalan masih menguasaiku. Aku sedang bad tempered, butuh hiburan, kebetulan adikku datang & ding!! Sebuah kesimpulan datang dari nafsuku. Aku butuh adikku sekarang juga. 

Part 7 B

Aku benar2 jd egois kalau marah. Semua keinginanku selama bisa aku usahakan pasti akan aku kejar. Pagi ini keinginanku adalah rileks & adikku harus memanjakanku. Aku butuh tubuh adikku, aku kangen payudaranya, kangen putingnya yg seperti buah ceri, aku kangen handjobnya, & aku kangen wajah erotisnya ketika orgasme sambil menggigit bibirnya.

Segera saja aku menuju kamar mandi. Dari yg terdengar adikku masih menggosok giginya. Membayangkan payudara adikku yg berguncang di dalam sana, aku makin tak sabar, ku ketuk pintu kamar mandin, "dek buka sebentar, mas mau ngambil cukur jenggot mas" kataku memulai akal bulusku.
"Yang d sebelah pencuci wajah mu ini ya mas? Nih aku ambilkan"
Aku tunggu sejenak sampai adikku sedikit membuka pintunya & menjulurkan tangannya utk memberikan pencukur jenggotku, tak ingin melewatkan kesempatan ini, segera aku dorong agak keras agar pintu kamar mandi terbuka, dan berhasil!! Adikku kaget agak terdorong kebelakang, pintu kamat mandipun terbuka, & terlihatlah tubuh adikku yg sudah tiga hari ini aku kangeni. Terlihat payudara melonnya, serta puting buah cerinya, lalu vaginanya yg tebal & ditumbuhi sedikit bulu halus.
Tanpa membuang-buang waktu aku segera melangkah masuk & kuterjang tubuh adikku & kurapatkan ketembok. "Hekh!!!" Cuma itu yg keluar dr mulutnya, mungkin dia kaget. Segera saja sambil tetap kudepak tubuh adikku, kubelai2 rambutnya yg basah.
Adikku masih melongo menerima perlakuan mendadakku. Perlu waktu satu menit sebelum dia berkata "Mas ini apa-apaan sih?! Aku capek mas. Harus ya sampe kasar kaya gini?!! Adek gak suka!!'
Katanya agak membentak namun tanpa melepaskan dekapanku.
Deg!! Aku sedikit terkejut dgn protes adikku. Perlahan kulepas dekapanku, namun tubuh kami masih berhadapan. Adikku telah telanjang bulat sedangkan aku masih berpakaian lengkap.
"Dek mas minta maaf kalo agak kasar, mas lagi sedih & kesal dek. Ditambah tiga hari ini kamu gak ada buat mas. Mas kangen kamu dek, cuma kamu yg bisa nenangin & nyembuhin mas sekarang" kataku agak memelas.
Mendengar perkataanku, adikku terdiam, matanya menyiratkan rasa bersalah & sedih. tampaknya aku telah menyentuh titik iba d hatinya. Melihat dia mulai terpengaruh, aku lanjutkan rayuanku. "Kamu dek yg bisa bikin mas bahagia, sekarang cuma kamu yg mas pingin ada buat mas" bersamaan dgn berakhirnya kata2 ku itu segera saja kupagut bibit yg tiga hari ini menghantui mimpi basahku. "Errmhh" Pekik adikku ketika bibir kami berpagutan, dia masih pasif, namun menerima permainan mulutku dalam mulutnya.
Sambil terus berciuman, tanganku bergerilya meremas payudaranya yg tiga hari ini membuatk sebagian jiwaku hilang. Kuremas & kupilin perlahan putingnya, kupusatkan pilinan serta permainan telunjukku pada puting payudara sebelah kiri yg jd titik lemahnya. Permainan telunjukku biasanya kubelai2 halus putingny dgn gerakan memutar.
Dan benar saja saja, adikku berkelojotan, pinggulnya bergoyang dalam dekapan ku, diapun melepaskan pagutannya dariku & mendongakkan kepalanya keatas sambil berteriak sensual "eerrgghhh...orrgghh!!! That is!!! Yess therrree!! Uugghh..!!" Kesempatan ini kugunakan untuk menciumi lehernya.
Terus kugarap payudaranya, ciumanku pun berpindah kesekujur wajahnya, dan tangan kiriku turun membelai vagina adikku yg tiga hari ini membuatku gila. Saat tanganku mulai membelai vaginanya.
Dan jari telunjukku kembali bermain menerobos bibir vaginanya hingga menjangkau klitorisnya. adikku melenguh "oorrgghh!!! Mas disitu!! Erghh!!! Jangan...adek...gak!!! Orrrgghh..kuat mass..!!" adikku semakin gila & jatuh dalam permainanku.
"Mas!! Adek uurrrgghhhhh!!! Mau keluar aarmmphhh!! Sesaat sebelum dia sampai klimaks, aku jilati kedua puting payudaranya, dia dekap kepalaku erat d dadanya!!
Hingga tak butuh lima menit sebelum dia orgasme.
Cairan cinta adikku muncrat membasahi tangan kiri serta boxer & bajuku bersamaan dgn suara lenguhannya yg erotis & kurindukan..

Part 7C

Nafas adiku terengah2 & tak beraturan. Matanya kembali sayu (oh aku jg rindu mata sayu mu adekku sayang) menyiratkan dia dalam birahi. Cairan cintanya yg membanjir adalah representasi hasratnya yg terpaksa disimpan dalam tiga hari sebelumnya.

Sungguh wajah adikku setelah orgasme benar2 indah & sensual saat orgasme. Mata yg terpejam, bibir yg terbuka sedikit, peluh yg membasahinya, uuuugghhh.. Mas benar2 kangen kamu dek, kataku dalam lubuk hatiku.
Aku kembali pagut bibir adikku, kali ini dia membalasnya sambil melingkarkan tangannya pada leherku. Tubuhnya merapat, membuat payudaranya menyentuh tubuhku yg masih tertutup kaus oblong.
Masih dalam keadaan berciuman, ku angkat tubuh hangat adikku, & kududukan ditepian bak mandi. Setelah beberapa waktu kami berpagutan romantis, kulepaskan ciumanku, kulihat ada tali ludah bak benang laba-laba membentuk jembatan pada bibir kami, sungguh suasana sensual, & indah sekali, tak mampu terlukiskan kata2. Kami berdua tersenyum.
"Gimana dek? Enak?" kataku pelan tepat didepan wajahnya. "He-eh Mas" Katanya singkat. "Mas udah basah, kita mandi bareng aja sekalian" lanjutnya. Dooor!! Tawaran yg kuharap memang keluar dari mulutntya, kenapa tidak sejak tadi. 100000000% akan kuterima dgn senang hati.
"Ok kalo gitu, tapi kamu bantu lepasin baju mas dong" kataku dgn nada menggoda & senyum nakal.
Adikku tersenyum manis "iya deh. Heuuh yg lagi galau maunya di manja" Godanya. "Iya dong" aku menimpali.
Dia mulai singkap kaus oblongku, terlepas dgn mudah. Yg tak terlupakan adalah detik2 ketika dia menurunkan celana boxer ku. Sambil Jari2 lentiknya mulai menarik karet celana aku mainkan putingnya lagi dgn mulut & tanganku. Kubelai-belai lembut, kemudian kujilat, dan kigigit kecil. Dia meringis sambil menggigit bibir, badannya bergelinjang kecil. Lalu dia turunkan celanaku dan menyembulah penis ku.
Tanpa buang2 waktu dia kocok penisku, "adek kangen jg sama yg satu ini. Hehehe" dia tersenyum nakal. Sedang aku berinisiatif mulai menyiram air pada tubuh kami bedua.
Suhu, tubuh coklat adikku tampak mengkilat dgn siraman air, ini pertama kalinya kulihat tubuh indahnya bersinar memantulkan lampu kamar mandi. Indah & erotis sekali saat itu.
Sambil terus dia mengocok penisku, aku ambil sabun & mulai kusabuni sekujur tubuhnya. Mulai dari bahu, lehernya, payudaranya, & perutnya. Fyi, perut adikku ini tidak ramping, namun tidak buncit juga.
Kami sama2 melengguh keenanakan. Ku minta dia stop aktivitas handjobnya, aku belum ingin keluar, sebagai gantinya kuminta dia menyabuniku juga. Kamipun saling menyabuni satu sama lain, sambil bibir kami berpagutan. Dia sabuni tubuhku juga dari bahu, ketiak & dadaku, punggungku hingga pantatku. Selesai saling menyabuni ku lihat tubuh adikku menjadi tambah menggoda dalam kilatan licinnya sabun cair, tak kuasa aku menahan hasrat untuk memeluk tubuh adikku yg masih penuh sabun. Lagi2 sensasi tak terlukiskan kata2 ketika dua tubuh telanjang kami yg masih penuh sabun saling berdekapan. Dapat kurasakan licinnya payudara adikku terutama putingnya yg menggelitiki dadaku juga. Kembali kucium bibirnya, sambil kuraih gayung & kusiram tubuh kami berdua yg berdekapan utk membersihkan sabun dari tubuh kami. "Errrmmmhhhh" lenguh adikku sambil memejamkan mata & menyilangkan kakinya dipinggangku, serta mendekap erat tubuhku, tangan adikku mengelayut d leherku.
Ketika tiba saatnya menyabuni kemaluan kami masing adikku memberikan sabun khusus kewanitaan kpd ku. Dengan wajah birahinya, serta suara agak serak "Nih mas kalau mau nyoba bersihin punyaku pakai ini" instruksinya. "Ok" kataku.
Kutuang sabun itu ketanganku, ketika mulai kusentuh bibir vaginanya, adikku kembali mendongak sambil memejamkan matanya. "Sshhhhtttttiiitttt!!! Mmhaasss" Gelinjang adikku.
Diapun mulai membersihkan penisku dgn sabun antiseptik, akupun merem melek keenakan...
Dan ini pertama kalinya kami saling menyabuni, atau lebih tepatnya memberi kenikmatan.
"Oorrggh..sshhhh!!!!! Uuhhggfff"
Suara lenguh kami berdua saat saling menyabuni, atau awalnya memang menyabuni, tp kelaman lebih ke aras mengocik.
Aku gunakan jari tengahku untuk membuat gerakan naik turun tepat d dpan mulut bibir vagina adikku.
Sedangkan adikku, kadang dia bermain dgn batang penisku, kadang dia membelai zakarku.
Oohh.. Kalau d ingat kadang aku ingin sekali onani sambil membayangkan tubuh adikku.
Sekitar dua menit kami saling mengocok, sebelum adikku kembali berkata "Maashhh!! Khhuuu, mau khluaaarrr lagiihhh!!!!"
Mendengar itu lantas aku rubah posisi ini, kuputar & kupeluk adikku dari belakang, hingga batang penisku tepat berada dibelahan pantatnya.
Ooh suhu2, ini pertamakalinya lagi aku merasakan kehangatan daging pantat adikku, sungguh indah & hangat dr ke ujung batang penisku hingga k buah zakarku.
Sementara tangan kiriku bermain dgn puting sensitifnya tangan kananku kembali mengocok vagina adikku..
"Oorggh!!! Masshh!!!!" lenguh adikku setengah berteriak kenikmatan dalam posisi ini. Setengah roboh, kedua tangannya bertumpu pada pinggiran bak mandi sehingga posisi tubuhnya agak membungkuk membuat pantat montok adikku jd sangat menonjol & mengapit penisku. Sungguh aku merasakan nikmat. Mungkin inikah yg disebut gaya doggy, yah walau aku tak memasukan penisku ke vagina adikku namun tetap saja nikmat bagiku.
Reflek kamipun saling menggoyangkan pinggul kami menimbulkan sensasi yg luar biasa dahsyat, pinggul adikku bergoyang bak penyanyi dangdut koplo yang suka manggungd kampung-kampung. Aku bagai terbang dalam nikmat duniawi, adikku benar2 terbaik.
Kami berada dalam posisi ini cukup lama, karena benar-benar nikmat. Selain itu aku kagum krn adikku bisa mengimbangi goyanganku.
Ketika kulihat adikku juga akan mencapai klimaksnya, wajah adikku menghadap ke atas sambil melenguh, & dia melingkarkan tangannya kebelakang hingga menjangkau kepalaku, adikku menoleh sambil mendekatkan bibirnya ke bibirku.
Kami berpagutan, tangan kiriku sebelum pinggul adikku berkedut2 & dia berteriak tertahan dlm pagutan kami.. "Errmmmnhhhhhfffhhhhhhh!!!!!!"
kembali kurasakan tanganku basah oleh cairan cinta adikku, yg bahkan krn saking derasnya busa sabun pun jd hilang.
Tak menunghu waktu lama akupun orgasme dipantat adikku, cairan sperma tumpah disekujur pantat & punggungnya. Akupun melengguh nikmat sambil kulepas ciumanku dari adikku dan kupeluk perut adikku.
Bagai dilolosi tulang kami, aku & adikku roboh & terduduk d lantai kamar mandi dgn posisi dia ada d pangkuanku, & batang penisku berada d dpan vagina d antara kedua pahanya.. 

Part 7D
Kepala adikku pun rebah d dadaku, posisinya membelakangi ku. Batang penisku menyembul d antara kedua pahanya, tepat d depan gerbang mahkotanya.

Kami terengah-engah kelelahan setelah mandi pagi paling nikmat dalam hidup kami.

Senyap, yg terdengar hanya suara desah nafas birahi kami berdua. Tiba-tiba adikku mulai bicara "Mas, sebenernya mau sampai kapan kita kayak gini?"
Jegeerr!! Pertanyaan yg bagai gemuruh petir d siang bolong buatku. Aku saat itu bingung dgn jawabannya. Satu sisi kita tau perbuatan kami ini tabu, namun sisi lain kami tak bisa memungkiri bahwa kami sama2 menikmatinya, terutama diriku, jujur aku tak sanggup lepas dari tubuh adikku. Seperti narkotika, adikku seolah jd candu buatku yg bila sehari saja tak mendapatkannya, seperti jd gila & orang sakaw, tiga hari kepergian adikku kemarin jd buktinya.
Aku diam saja tak mampu menjawabnya.
"Mas, sekali lagi adek gak mau jd mainan kamu doang mas. Cuma jadi pelampiasan birahi mas. Adek jg wanita mas" lanjut adikku
"Yang mas tau, mas sayang sm kamu dek" jawabku.
Adikku memutar badannya, wajahnya kini berada d dpan wajahku
"tiga hari kemarin kamu ga ada d rumah, mas jd stress. Ga ada yg bs besarin hati mas selain kamu, ga ada yg bs hibur mas, ga ada yg ba ngerti mas, cumq kamu dek" Lanjutku sungguh2. "Buat mas, kamu ini adek terbaik d dunia, kamu adik mas yg paling mas sayang"
Adikku tersenyum. Senyum d wajahnya yg sayu menambah pesona sensualitas adikku saat itu.
Adikku kembali memutar tubuhnya, kaki ini dia duduk d atas pangkuanku & penisku masih berada d antara pahanya. Dia manatapku kebelakang sambil tersenyum.
"Maafin adek mas, sekarang aku mau kasih hadiah buat mas"
Tanpa basa-basi dia apit penisku d antara pahanya & mulai mengoyangkan pinggulnya, maju mundur.
Luar biasa sensasinya saat itu, kehangatan jepitan paha, serta garis bibir vagina adikku yg rapat, ditambah goyangan pinggulnya menjadi kombinasi kenikmatan surgawi buatku. Dia bergerak maju mundur, bergoyang ngebro, ngecor, atau apalagi, dia benar-benar mencoba menghapus dukaku hari itu. Adikku, aku benar-benar menyayangi mu sayang..
Aku hanya bisa melenguh naik turun, peluhku kembali membanjir, siapa yg tahan dgn perlakuan seperti itu. Ketabuan yg kami langgar justru menambah pesona kenikmatan, sensasi tiada tara.
Melihat adikku bergoyang2 d atas pangkuanku sambil memanjakan penisku menjadi kenikmatan yg sukar d lukiskan kata2 suhu, sungguh indah pemandangan ini, tubuh adikku berkulit coklat bak siluman ular meliuk-liuk diatas tubuhku.
Akupun bangkit, menjemput kenikmatan ini, kudekap tubuhnya d atas pangkuanku dr belakang, kembali kumainkan gunung melon miliknya, & diapun menoleh kebelakang menjangkau mulutku. Pagutan adikku selalu indah.
Fyi suhu, Dalam pagutannya adikku tak pernah agresif layaknya french kiss, dia hanya menerima lidahku bermain dalam mulutnya, jadi cenderung kalem tapi aku suka itu..

Goyangan adikku sungguh dahsyat, sebentar lagi pertahananku roboh & siap orgasme besar-besaran.
Adikku menyadari ini & diapun bangkit, lalu menunduk mendekatkan wajahnya ke penisku. Diraihnya batang penisku dgn tangan kirinya, lalu dia tersenyum "ini hadiah buat mas supaya gak uring-uringan lagi"
Dan, Slob! Dia masukan batang penisku ke mulutnya!! Oh!! Ini sungguh gila. Adikku yg kalem, pendiam & penyayang bisa tahu Blowjob.
Pertanyaan & kekagetan ku sekejap terhapus oleh nikmatnya lidah yg bermain dalam batang penisku.
Sungguh sensual melihat wajah innocent adikku sedang asyik mengemut penis kakak kandungnya seperti menikmati permen lolipop.
Lenguhan nikmat dariku sepertinya menambah semangatnya. Akupun tak kuasa untuk sedikit menjambak rambut panjangnya utk menahan kepalanya dalam posisi yg sungguh nikmat ini.
Sensasi lidah, gigi sampai dinding mulut jd kombinasi tak kalah dgn lipatan paha adikku sebelumnya.
Aku terus meringis kenikmatan, & tak butuh waktu lama bagiku utk orgasme. Saat tiba ledakkan klimaks, diawali dgn teriakanku, Adikku lepaskan penisku dari mulutnya & membiarkan sperma ku muncrat d wajahnya sambil terus memijat batang serta zakarnya lembut. Ooh wajahmu saat itu takkan pernah kulupakan. Lalu dia kembali rebah & menaruh kepalanya d dadaku.

10 menit kemudian...
Aku masih terengah2 antara nikmat & lelah ketika adikku bangun lebih dulu & meraih gayung untuk menyirami badan kami berdua. Aku pun bangkit meraih handuk, kami keluar bersama dari Kemar mandi.
Sebelum masuk kamar, adikku sempat bertanya mau sarapan apa.. Aku hanya menjawab terserah, adik mau masak apa pasti mas makan. Adikku hanya tersenyum menerima jawabanku.
Terakhir akupun berkata
"Dek.. Tadi itu mandi pagi paling indah seumur hidup mas. & makasih buat hadiahnya"
Adikku hanya diam & menutup pintu kamarnya..
Part 7 END

Part 8A
Baru aku kembali dari pantry untuk mengambil segelas air putih dan duduk dimejaku ketika aku merasakan dering ponsel dalam kantong. “ooh Pak Najib” Ternyata ada telepon dari atasanku, segera saja aku menggeser layar ponsel untuk menjawab panggilan beliau
“Halo siang pak Najib” Aku menyapa sesopan mungkin. Eh, sebelumnya maaf aku mengulangi kesalahan yg sama, aku lupa mengilustrasikan namaku lagi, yah sebut saja namaku “Arman”, aku pinjam nama ini dari cerita-cerita itu yah. Hihihihi
“Arman, coba tolong kamu ke ruangan saya sekarang ya, kerjaan yang sekarang di tunda dulu aja” kata Pak Najib
“oh, baik pak, saya segera kesana” Aku menjawab agak geragapan. Akupun kembali bangkit dari mejaku untuk menuju ke ruangan beliau. Sebenarnya kami hanya tersekat oleh papan yang dibuat seperti dinding saja karena kami masih dalam satu ruangan dalam divisi ini, tapi yah berhubung dia seorang bos, mungkin teriakannya saja mahal.

Berbeda dengan cerita-cerita sebelumnya, saat ini aku sudah mulai bekerja disebuah perusahaan produksi makanan, kurang lebih sudah Dua bulan aku bekerja disini. Sebenarnya aku senang bekerja disini, aku sudah mulai kembali produktif setelah hari-hari pengangguranku yang menyebalkan, yah kalau bukan karena adekku tercinta mungkin aku sudah gila jauh-jauh hari. Namun sayangnya, kantorku berbeda kota dengan tempat tinggalku. Sebenarnya jarak dari rumah ke kantor “hanya” satu setengah jam saja, tidak seberapa dengan perjalanan warga Jakarta yang harus berangkat sejak subuh, awalnya pun saya masih mampu pulang pergi rumah-kantor, tapi lama-lama aku merasa lelah, belum lagi kalau dikantor aktivitas padat sampai kadang harus pulang telat, sampai rumah badanku remuk redam, dan besok harus berangkat pagi lagi, tentu suhu semua bisa bayangkan betapa lelahnya diriku.
Akhirnya pada minggu ketiga aku memutuskan untuk kembali menjadi anak kostan, aku sewa kamar yg jaraknya hanya sepuluh menit berjalan kaki ke kantor. Selain itu teman sekantor ku asik & seru membuatku betah bekerja disini, ditambah dengan gaji yang amat sangat lumayan, serta koneksi wifi yang lancar jaya, kadang kalau kerjaan ku tidak terlalu banyak aku buka akun steam ku untuk kemudian ku biarkan speaker komputerku berteriak “Mo..mo…mo…Monster Kill!!” sampai “Godlike!!” “owning!!!” Malah kadang “ULTRA KILL!!!” “RAMPAGE!!” kalau lawanku gampang. Hehehehe… Suhu pasti tahu game apa yg kumainkan. Bosku orangnya asik, kami boleh melakukan apapun asal kerjaan lancar & selesai tepat waktu.
Hanya saja segala kenyamananku ditempat baru ini harus kubayar mahal, Ya sejak hari-hari sibukku ini, permainan erotis antara aku dengan adikku jadi jauh berkurang, apalagi sejak aku kembali menjadi anak kost. Padahal setelah mandi bersama yg nikmat itu, aku menjadi semakin birahi pada adikku, sejak saat itu permainan kami jadi semakin panas & nikmat.
Pertemuan kami hanya terjadi saat akhir pekan, dan tentu saja hari itu kedua orang tua ku ada dirumah. padahal aku ingin sekali melihat tubuh telanjangnya yg menggairahkan, aku rindu dengan payudara melon serta puting ceri nya, aku rindu klitoris yg tersembunyi dibalik vaginannya yg harum & indah. Aku juga merindukan handjob & blowjobnya, goyangan pantatnya, ekspresi wajah sayunya, wangi tubuhnya saat penuh peluh, cara nafasnya saat ada dipuncak birahi hingga membuat kedua payudaranya naik turun & terlihat sangat sensual. Aku benar-benar merindukan adikku tersayang.
Di hari kerja aku hanya bisa menelpon adikku, dan melakukan fantasy seks melalui suara adikku lalu onani sendiri. Adikku sendiri mengakui kerinduannya padaku, dia tak menampik (walau sambil malu-malu) dia kangen tubuhnya aku jamah lagi, namun aku salut kepadanya, walau sama-sama dilanda rindu, dia tak sekalipun masturbasi, adikku tak nyaman bila melakukan itu katanya, jangankan mastrurbasi, aku minta foto payudaranya saja dia menolak halus.
(Coba kalau dapet, mungkin ane udah bikin thread di forum cewek IGO mungkin suhu. Hehehehe)
Tapi Aku benar-benar tersiksa kalau dirumah, kalau didekat adikku, sulit sekali menahan nafsu ini, maka serangan yg bisa kuberikan hanya remasan payudara, pantat, dan sesekali ciuman, itupun taka da kenikmatan maksimal karena penuh rasa was-was dengan keberadaan orang tua kami, jadi demi ketenangan bathin aku memilih tidak pulang sekalian, terhitung sudah tiga minggu ini aku tidak berjumpa dengan adikku tersayang.
Ooooh!! Sungguh kangen maksimal. Demikian gambaranku saat ini.

Kembali ke kantorku, aku mengetuk pintu ruangan Pak Najib, “Masuk!!” Seru Pak Najib dari dalam. Aku masuk “Duduk Ar” lanjutnya mempersilahkan ku. “Trims pak” kataku, setelah aku duduk Pak Najib mulai menjelaskan keperluan beliau memanggilku.
“Sehat kamu Ar..?” Beliau memulai obrolan basa-basi
“Sehat pak, kalau sy boleh tau ada apa pak?” aku mencoba memaksa Pak Najib to the point dgn sesopan mungkin, agar tak menyinggung beliau.
“Ah iya, gini Ar, seperti yang kamu tau, Divisi kita mau ada pemisahan, jadi supaya masing-masing divisi siap, kantor bikin pelatihan khusus, nah saya mau kamu nemenin saya jadi perwakilan divisi kita sama Bu Erni & Pak Ilham buat ikut pelatihan. Acaranya minggu depan, di Bandung. Kamu mau gak ar?” Kata Pak Najib menjelaskan panjang lebar.
Bandung? Mendengar kota ini disebut hatiku sedikit berbunga, Bandung kota tempatku menempuh study selama empat tahun, penuh kenangan indah disana. Kurang dari setahun lalu aku meninggalkan kota itu, & kini ada tawaran bagiku untuk kembali lagi. Jadi tanpa ragu-ragu, & penuh gairah aku menerima tawaran Pak Najib.
“wah dengan senang hati pak. Hehehe” jawabku ringan. Pak Najib tersenyum, sepertinya beliau senang aku menerima tawarannya. “kalau boleh tahu acaranya berapa lama ya pak” kali ini aku bertanya. “Seminggu Ar, gimana?” Aku makin berbunga-bunga, “seminggu di Bandung lagi, bisa kangen-kangenan sama temen-temen disana.” Kataku dalam hati penuh harap.
“Siap pak!! Kapan kita berangkat?!” kataku mantap. “Lusa, siap-siap ya Ar..”

Waktu berjalan singkat bila kita menikmatinya, tau-tau lusa tiba. Aku sudah menanti hari ini dengan antusias, ku lihat kondisi kamar kost ku, hampir setengah isi lemari telah aku pindahkan k dalam tas berpergianku, aku periksa sekali lagi barang-barang yg kuperlukan sebelum berangkat. Setelah aku yakin semua sudah lengkap aku berjalan menuju kantor.
Berdasarkan instruksi Pak Najib, kami berkumpul dulu sebelum keberangkatan di kantor sebelas malam agar kami tiba d Bandung sebelum pagi. Sekarang baru pukul delapan, tapi aku sengaja tiba lebih awal, selain menghindari tergesa-gesa, aku mau menikmati fasilitas internet dikantorku, “lumayan bisa finding match dua game, sekalian naekin MMR. Hehehehe” kataku dalam hati. Tapi sebelum berangkat aku telepon ibuku dulu, minta ijin tidak pulang lagi minggu ini & mengabarkan pelatihanku.
“Halo bu, apa kabar? Gimana juga kondisi ayah sama adek?” Kataku “Ibu Sehat mas, ayah sama Hana juga, kamu gmn d sana nak? Sehat kan?” kata ibuku.
“Aku sehat kok bu” balasku “Bu, minggu ini aku gak balik lagi ya, bos ku minta aku jd perwakilan divisi buat ikut pelatihan, acaranya di Bandung bu, satu minggu. Acaranya mulai besok” aku jelaskan secara detail dgn sesingkat-singkatnya.
“ooh kamu mau k Bandung Ar? Kok kebetulan gini ya” kata ibu ku. Aku bingung..
“kebetulan? Maksudnya apa bu? Ibu mau ke Bandung” tanyaku.
“gini Ar, Hana dapet panggilan wawancara kerja di Bandung, tadinya ibu mau nelpon kamu, eh kok kamu nelpon ibu duluan, mau nyuruh nemenin Hana sekalian cariin tempat nginep, tapi untung kamu juga mau ke Bandung, sekalian kamu temenin Hana nanti bisa gak? Dia kesana tiga hari lagi Ar. Bisa?”
Aku melongo… Adikku… Ke Bandung… Bersama ku..
Tanpa sadar gairah yang telah lama terpendam mulai bangkit lagi…

Part 8B

Tak akan pernah aku lupakan obrolan panjang antara diriku dengan Hana, sehari setelah percumbuan kami dikamar mandi itu aku beranikan diri bertanya dari mana dia tahu seni handjob & blowjob, karena sejujurnya aku tak pernah menyangka dia akan memberikan servis dari mulutnya pada penisku. Pelan-pelan dia ceritakan pengalaman-pengalaman kurang menyenangkan yang dia alami selama kuliah, dia ceritakan apa yang dia Prasetya & Eko lakukan padanya, bagaimana dia melihat foto-foto & video syur teman sekostannya, dia pun tak lupa menceritakan bagaimana tubuhnya mengalami sensasi aneh pada tubuhnya ketika melihat file pada Hp Tari sampai Hana mengeluarkan cairan kewanitaannya. Puncaknya adalah ketika dia hampir saja merelakan tubuhnya dinikmati oleh Eko, dia mengakui merasakan kenikmatan aneh disekujur tubuhnya, terutama ketika payudaranya diremas & vaginanya dipermainkan, rasa penasaran untuk menggapai puncak kenikmata itu yg hampir menamatkan status mahasiswi berprestasi yg melekat padanya.

Mendengar cerita adikku tersebut, hatiku panas, tanganku terkepal, ingin rasanya aku mencari kedua orang itu & memberi mereka pelajaran, “akan kubuat mereka cacat seumur hidup” emosiku dalam hati, namun didalam imajinasi & fantasy liarku, aku tak bisa tidak horny mendengar ceritanya. Didalam suara nafsuku, aku ingin melihat wajah serta ekspresi tubuh adikku ketika jatuh sesaat dalam birahi bersama Eko. Tapi!! Ada suatu pertanyaan yang sebenarnya tak pernah ingin kutanyakan, karena aku tak pernah mau tahu jawabannya, tapi ada suatu dorongan kuat dari dalam diriku untuk mengeluarkan pertanyaan ini, akal sehatku menolak, tapi justru akal birahiku setuju dengan pertanyaan ini, kenapa? Karena birahi ku yakin apapun jawaban dari pertanyaan ini nantinya akan menambah gairah seksual ku pada tubuh Hana, adikku sayang.
Maka dengan segenap keberanian yg aku kumpulkan, kutanyakan ini pada Hana
“terus dulu waktu pertama kali Mas cium bibir kamu, terus mulai gerayangin badan kamu sampai mainin dada sama vagina mu, kenapa kamu gak nolak dek? Sampe akhirnya kita keluar bareng-bareng kenapa kamu gak teriak?”
Adikku kaget mendengar pertanyaanku, sempat kutangkap kebingungan dalam wajahnya, entah dia bingung karena tidak tahu atau bingung mencari kata yang tepat untuk menjawab sebelum akhirnya dia mulai bicara.
“sebenernya awalnya aku jelas nolak.. aku bener-bener kaget Mas bisa nekat kaya gitu, kata siapa aku gak mau teriak” kata adikku sambil menatap kuku-kukunya, tak mau menatap mataku, lalu dia melanjutkan,
“tapi waktu mas cium bibir aku, lama-lama badanku ngerasa aneh lagi, mirip waktu aku dipeluk sama Eko, aku bingung waktu itu, hatiku pengen banget nolak, tapi aku gak bisa bohong kalo badanku pengen nerima lebih, lagian aku gak ngerasain ancaman dari ciuman mas, waktu itu perlahan aku ngerasa nyaman, dan waktu itu gak tau kenapa, aku gak bisa lagi nahan perasaan aneh tubuh aku, jadi aku pengen rasa penasaran itu tuntas hari itu juga.”
Aku diam, fikiran ku tak karuan, bingung mau memberikan tanggapan seperti apa, aku benar-benar takut salah bicara. Namun ternyata perkataan Hana belum selesai, dia kembali bicara,
“Dan menurut aku, nuntasin penasaran ini sama mas jauh lebih baik daripada sama Pras & Eko” Aku pun melongo bego.



Setelah obrolan dengan ibu di telpon yang mengabarkan Hana menerima interview pekerjaan di Bandung aku sempat terbengong sebentar, Hana akan bertemu dengan ku lagi di Bandung. Perasaan rindu yang selama ini tertahan dan ingin meledak seolah mendaptkan pemantiknya, “udah hampir tiga minggu mas gak ketemu kamu dek” batinku.
Saat itu juga peristiwa-peristiwa menyenangkan pasca curhatan Hana yg terekam dalam kenanganku malah berputar kembali dalam kepala. Aku ingat waktu bagaimana aku & Hana menonton film Kapten Amerika Perang Saudara di Laptop sambil tangan Hana bermain dipenisku dan tanganku bermain pada dadanya, bagaimana percumbuan kami dikamar orang tua kami hingga aku orgasme diatas perut Hana, juga ketika aku mencumbui Hana sambil dia membuatkan sarapan buat kami, & yang paling berkesan adalah ketika Hana sedang membuat roti selai coklat dimeja makan, tiba-tiba aku cumbui lehernya dari belakang, setelah pemanasan dengan saling pagut, saling gesek & saling meremas, lalu aku singkap daster putih belang hitam yang dia kenakan hingga CD & Branya tampak di wajahku, aku singkap Bra coklatnya, lalu bermain diputing kirinya yg jd favorit ku sekaligus menjadi titik lemah Han.
Bagian terbaiknya adalah ketika aku tuangkan selai coklat disekujur perut, buah dada melintasi kedua putingnya sampai leher dan mulutnya. Aku mulai jilatanku dengan untuk menyapu coklat ditubuh Hana, dimulai dari pusarnya, perut, payudara melonnya kiri & kanan, leher & berakhir dibibirnya yang ranum. Ooohh, luar biasa sensasinya waktu itu, ditambah dengan racauan tak jelas yg keluar dari mulut adikku, benar-benar momen sensual yg luar biasa, dan berakhir dengan orgasme kami berdua sambil berpelukan diatas meja makan.
Aku membayangkan kenangan-kenangan yg kami lalui sambil berharap, semoga bisa melepaskannya hasrat yg terpendam selama ini saat Hana di Bandung nanti.

Aku lihat arlojiku, aku kaget, sudah pukul Sembilan, “ya ampun, udah sejam aja gw ngayalin adek gw, sialan lah” aku raih tasku & bergegas menuju kantor.
Tempat pelatihan Kantorku adalah sebuah hotel berbintang di Bandung, letaknya strategis dekat dengan pusat kota. Kami tiba saat adzan shubuh berkumandang dikota Bandung. Setelah istirahat sebentar kami langsung ke loby hotel. Setiap Divisi akan memiliki jatah kamarnya masing-masing. Di divisi kami ada Pak Najib sebagai kepala divisi, aku, Bu Erni serta Pak Ilham. Sebagai wanita satu-satunya Bu Erni sempat protes dengan cara pembagian kamar ini, namun setelah mengecek kondisi kamar, ternyata kamar ini memiliki ruang televisi sendiri serta dua kamar lagi didalamnya, akhirnya Bu Erni mampu menerimanya. Sebenarnya toh kalau difikir tak aka nada yg mau macam-macam dengan dia, Bu Erni adalah sosok wanita berumur 42 tahun yg cerewet & tukang gosip, sebenarnya beliau baik, waktu awal-awal aku dikantor dia pernah mentraktirku nasi padang terenak didekat kantor, tapi mulutnya itu tak pernah berhenti bicara, seperti senapan mesin, ada saja yg dia bicarakan. Bodynya tak menarik, pantatnya turun, perutnya menggembung. Sedangkan Pak Ilham adalah pria kurus tinggi dengan rambut lurus,taka da yg menarik dari penampilannya kecuali sifatnya kebapakan banget, karena beliau seumuran dengan Pak Najib Bos Kami. Pak Najib sendiri pria tambun dengan rambut tipis hampir botak, sifatnya menyenangkan.
Karena hanya satu-satunya wanita dalam tim ini, Bu Erni mendapatkan kamar dekat balkon & ada jendela yg menghadap langsung ke luar. Beruntungnya arah kamar kami menghadap langsung ke Kota Kembang, sedangkan kami bertiga para pria mendapatkan kamar yg besar ditengah. Namun dalam hati aku lebih memilih tidur disofa depan Tv di banding berdesakan dengan para pria ini. Hehehehehe..
Kami hanya diberi istirahat sebentar dikamar ini, karena kegiatan kami langsung dimulai hari ini juga di Ballroom Hotel.
Kegiatan pelatihan kami berjalan seharian penuh, dari pukul Sembilan pagi hingga tujuh malam. Dihari pertama pelatihan, tak semua peserta bisa benar-benar fokus pada materi yang dibawakan, karena sebagian dari kami masih lelah diperjalanan. Malamnya kami seperti dibius, kembali ke kamar masing-masing lalu langsung tertidur. Yang menyenangkan adalah malam dihari kedua kegiatan, Pak Najib mengajak kami jalan-jalan, aku yang sudah cukup hafal spot-spot menyenangkan di Bandung menjadi pemandu mereka.

Aku benar-benar larut pada kegiatan pelatihanku hingga lupa kalau hari ini adalah hari kedatangan adikku Hana ke kota ini. Pukul empat sore dihari ketiga pelatihan, ponselku berbunyi, ada pesan yang ternyata dari adikku “Mas, aku udah diterminal Leuwip*****g, bisa jemput aku sekarang?” aku benar-benar lupa adikku akan datang, jadi tak sempat bilang apa-apa pada pak Najib. Yah tapi mau bagaimana lagi, aku harus menjemputnya. “OK tunggu” balasku dalam pesan.
Dengan berpura-pura izin ke toilet, aku keluar dari Ballroom, & dengan sembunyi-sembunyi aku menyelinap keluar hotel langsung menyetop sebuah taksi. Dalam taksi aku mengutuki diri sendiri karena belum sempat bertanya dimana adikku akan interview, jadi aku belum sempat mencarikan Hana tempat menginap.
“kamu tunggu di gerbang terminal aja ya dek, biar gampang nyarinya” aku pesan adikku
“iya, ini udah digerbang kok” balas Hana.
Sepuluh menit kemudian aku sampai diterminal, untungnya tak sulit menemui adikku, mobilpun berhenti tepat didepannya.
“apa kabar kamu dek?” sapaku ketika keluar dari mobil, Hana tak menjawab, hening sesaat sebelum dia menyambar tubuhnya ketubuhku, dia peluk erat diriku, aku dengar dia sedikit terisak membenamkan kepalanya dalam dadaku, masih dengan suara terisak adikku berkata “Mas aku kangen banget” walau wajahnya terbenam ketubuhku suaranya masih dapat kudengar jelas. “Mas juga kangen sama kamu dek” sambil kubelai kepalanya yg berjilbab.

“Ini pak hotelnya?” kataku bertanya pada pak supir Taxi. “iya pak, yg lumayan murah, tapi gak jelek kok saya jamin” katanya sambil menurunkan tas ransel adikku dari bagasinya.
“oh gitu ya, yaudah deh makasih ya” kataku sambil membayar ongkos taxi.
Tanpa membuang-buang waktu aku bantu Hana melakukan check in, lalu menuju ke kamarnya.
Dari cerita Hana selama perjalanan kami, dia menerima panggilan disebuah perusahaan pengembangan IT di daerah cik**o. interviewnya dimulai besok pagi jam Sembilan. Yah adikku memang cukup menguasai komputer, bahkan disemester lima dia sudah mahir bermain dengan coding. Tapi yang membuatku bingung setelah kami berpelukan tadi, ekspresi wajah Hana jd aneh, kami memang ngobrol, tap nada bicaranya tak bergairah seperti biasa, & yg lebih mengganjal adalah dia tak pernah mau menatap mataku.
“ini pak kamarnya, ini kuncinya, adalagi yg bisa sy bantu?” perkataan pelayan hotel menyadarkan lamunan ku.
“oh sudah mas, makasih yah” sambil menyerahkan selembar uang dua puluh ribuan sbg tip.
Kamar ini berada di lantai empat, cukup nyaman, walau kecil tapi bersih dan harum, kamar ini jg memiliki balkon yg menghadap jalan raya. Begitu petugas hotel itu pergi Hana langsung melemparkan badannya ke kasur, “aarrrgggghhh, capeknya!!” sambil meluruskan tangan & kakinya sehingga badannya membentuk huruf X. aku hanya tersenyum.
Saat itu dia memakai jilbab ungu favoritnya, dia juga mengenakan jersey meriam London warna emas (Hana ini fans Thiery Henry dulunya, makanya jadi fans meriam London. Sekarang dia cinta mati sama mesut oezil, lah ane sendiri malah fans Setan Merah karena gaya maen ane Paul Scholes banget. Hehehe) dengan jaket jeans biru.
“mendingan sana kamu mandi, baru istirahat, nih buat beli cemilan, nanti malem kita makan. Sekarang kakak balik ke pelatihan lagi ya” aku menyarankan.
Adikku bangkit, dia duduk dipinggir kasur sambil menatapku tajam, aku jadi sedikit deg-degan dia menatapku seperti itu, baru agak lama sambil bangkit dan melengos dia bilang
“jangan bohong ya, gak enak tau di anggurin” kata Hana.
Deg!! Lagi-lagi aku dibuatnya kaget sekaligus bingung, memang Aku menangkap rasa kesal, cuek, ngambek dan sejenisnya dari kata-kata ini, tapi sebenarnya apa maksud dari kata-kata Hana tadi?

Part 8C


Belum sempat aku mencerna maksud perkataan Adikku tadi, tiba-tiba dia sudah bangkit lalu mendorong tubuhku menuju pintu, begitu sudah ada diluar kamar, Hana menutup pintu kamar hotelnya & terdengar suara pintu dikunci dari dalam. Aku masih melongo dengan kelakuan Hana barusan, kenapa anak ini? Satu kalimat yang mewakili seluruh kebingungan dalam diriku tentang Hana. Sejujurnya, dia belum pernah sekalipun bersikap seperti ini padaku. Apa dia marah? Tapi kenapa? Apa karena hotelnya tidak bagus?
Ah tidak mungkin, adikku Hana bukan tipe cewek manja, apalagi banyak maunya, dia orang yg penuh tanggungjawab & apa adanya. Atau mungkin Hana marah karena belakangan ini aku jarang pulang ke rumah? Tapi setiap aku menelponnya nada suaranya biasa saja, terus kenapa?
Aku kembali ketempat pelatihan dengan sejuta pertanyaan menggelayut dalam kepalaku.

“lama amat kamu Ar di toilet, kamu sakit perut apa kepincut cewek disini?” Pak Najib bertanya heran sambil menggodaku. “hehehe.. kayaknya yg kedua pak” jawabku berbohong mencari aman. “waduuuh!! Kamu ini ya Ar, kayak gak ada malem aja. Gak sabaran amat” aku Cuma cengengesan.
Wajar kalau pak Najib bertanya seperti itu, aku baru kembali sekitar pukul setengah enam yg berarti acara pelatihan sudah hampir selesai.
Akupun hanya sempat duduk sebentar diruang Ballroom, menyeruput segelas kopi yang masih ada dari sesi coffee break sore tadi. Tepat pukul tujuh acara hari ini ditutup, peserta dipersilahkan mengambil makanan yg telah disediakan. Tapi aku buru-buru meminjam kunci kamar hotel dari pak Najib. Aku segera ganti mandi, ganti baju & kembali k restoran Hotel untuk mengmbalikan kunci, tampak Pak najib & beberapa kepala Divisi telah menyelesaikan makan namun masih asik ngobrol sambil membakar rokok. Dengan dalih mau main ketempat teman kuliah aku minta izin keluar malam ini.
“jangan malem-malem pulangnya, mending gak usah balik k hotel sekalian, asal besok jam Sembilan udah ada di Ballroom lagi” kata pak Najib. “Siap pak!! Hehehehe.. makasih ya” balasku.
Beliau memang pengertian dan asik, pak Najib pasti mengira aku main k rumah sahabat kuliahku, dan bakal ngobrol ngalor ngidul sampai lupa waktu, jd dia pikir sebaiknya aku ga usah pulang sekalian. Padahal tujuanku jelas menuju hotel tempat Hana menginap, sekalian aku ingin menanyakan maksud perkataan adikku tadi.

Selama di Taxi aku hanya melamun, antara kelelahan dgn aktivitas padatku beberapa hari ini & kehadiran adikku yg sangat aku rindu disini, namun sikapnya tak seperti yg aku harapkan membuatku sedikit pusing.
Sampai di hotel tempat Hana berada, tiba-tiba jantungku berdebar tak karuan, aku sedikit takut bila ekspresi Hana masih seperti tadi sore. Kalau memang dia sedang marah atau malah uring-uringan, otomatis ini bukan hal baik buatku. Aku saat ini juga sangat letih, kalau bukan karena kangen berat dengan Adikku aku lebih memilih langsung beristirahat di Hotel saja tak kemana-mana, jadi betapa menyebalkannya dalam kondisi seperti sekarang ini bila masih harus menerima dampratan dari Hana. Tak terasa akupun tiba tepat didepan pintu kamar Hana.
Tok..tok…tok…!! aku mengetuk pintu kamar Hana, “dek, kamu di dalem? Ini mas arman” aku berteriak memanggilnya.
“masuk aja, gak dikunci” teriak Hana dari dalam. Aku putar kenop pintu kamarnya, lalu aku melihat adikku.

(Ane panas dingin lagi kalo nginget hal ini gan)

Mataku langsung melotot, jantungku berdegup sangat kencang, ku lihat Hana sedang berada di balkon dgn rambut tergerai sebahu mengenakan daster tipis berbelahan dada rendah dgn rok hanya sedikit dibawah CD nya sehingga paha serta belahan dadanya terlihat sangat menggoda. Daster ini belum pernah ku lihat sebelumnya, aku baru sadar adikku mencukur rambutnya, karena sebelumnya rambut adikku panjangnya sedikit diatas pinggul.
Hana menghadap ke jalan, sehingga membelakangiku. keadaan balkon saat itu agak gelap karena lampu luarnya tak dinyalakan, jadi sumber cahaya hanya berasal dari koridor kecil depan pintu serta terangnya lampu jalanan. Yang membuatku menelan ludah adalah efek cahaya tersebut membuat siluet hitam tubuh adikku terlihat jelas dari pintu. Mulutku setengah mangap, ini sungguh pemandangan yg sudah lama ingin aku lihat.
Adikku masih tampak asik memperhatikan lalu lalang kendaraan diramainya suasana malam kota Bandung, aku tutup pintu kamar ini, lalu berjalan perlahan menghampiri adikku, sebelum tiba-tiba dia mengibaskan kepalanya lalu menguncir rambutnya sehingga memperlihatkan lehernya yg jenjang, sebelum kemudian dia berbalik dan menatapku. Saat itu aku baru melihat jelas dia memakai Bra & CD hitam & warna dasternya pink super tipis. Aku benar-benar menelan ludah melihat adegan yg ditunjukan adikku. Nafsuku seketika membara, perlahan namun pasti kupercepat langkahku, tujuanku hanya satu, mendekap tubuh Hana, & memagut bibirnya, hal yg sudah hampir sebulan ini membuatku memendam birahi.
Namun “plak!!!” bukannya ciuman yg kudapat malah sebuah tamparan dipipi kiriku, kali ini sungguh keras, bukan tamparan yg dulu aku dapatkan saat permainan pertama kami.
Aku benar-benar kaget, tapi tak bisa berkata apa-apa menerima tamparan dari adikku, tepat ketika aku melihat wajahnya, ternyata mata Hana sudah basah, “hiikss..hikss..huuu…huuu” suaranya sesenggukan, tangisnya kali ini benar-benar berbeda dari pernah kulihat, dapat kuterjemahkan tangisan ini adalah luapan emosi yg sudah lama dia pendam. Aku biarkan dia menumpahkan emosinya terlebih dulu, namun yg selanjutnya Hana langsung mendekap tubuhku erat.
“Mas jahat!!!” kali ini dia membentak dalam senggukannya “mas pikir enak menderita sendirian d rumah, mas kemana aja mas!!! benar-benar Cuma nganggep adek mainan doang!!!?? Emangnya aku mau mas pergi!!?? Enggak!! Mas yg udah ninggalin aku!!! Sekarang apa?! Udah punya mainan baru, udah punya pacar baru!!! Heeuuuuu….heuuuuu”
Hana memaki-maki aku dalam tangisnya sambil semakin mendekapkan tubuhnya ketubuhku.
Lagi-lagi aku cuma bisa diam, lalu membalas pelukannya. “hhiikksss….hiikksssssh…”
Adikku masih menangis dalam pelukan ku, namun sudah tak sekeras sebelumnya, tiba-tiba dia mengecup bibirku sekilas, lalu menatap mataku, matanya masih basah berkaca-kaca, ekspresinya seperti orang yg masih ingin menangis lalu berkata “Mas… Adek kangen banget sama mas, adek kangeeeeen” suaranya masih dalam nada menangis.
Akhirnya aku mengerti tentang sikap adikku tadi, dia juga sama sepertiku, sama-sama memendam rindu, rasa rindu yg demikian menyesakkan, sebulan tanpa adikku sebenarnya aku juga sangat tersiksa. “ooh, adikku sayang, mas juga sudah sangat merindukan mu” kali ini giliranku yg memagut bibirnya, aaaaaaaahhh… akhirnya.. kehangatannya, basahnya, mulutnya, setelah sekian lama, kini aku merasakan bibir adikku lagi. Dalam hati aku akan menumpahkan dan mengeluarkan segalanya disini. “uuuummmhhhhhh” adikku membalas pagutanku, kali ini dia tidak pasif, lidahnya menyambut lidahku, lalu menari bersama dalam mulutnya. Aku dan Hana saling berpagutan dibawah indahnya langit malam kota Bandung.
Slurp!!..slurp!!.. suara kecipak air ludah kami, tubuh adikku bergelinjang penuh gairah dalam ciumannya, sambil tangannya membelai-belai kepala serta leherku.
Aku benar-benar gila dalam gairah yg lama tak kurasakan ini, karena hampir lima menit lamanya kami saling memagut, sepertinya adikku pun demikian, karena ini pertama kalinya ciuman Hana terasa buas, lain dari biasnya yg cenderung tenang. Kami berdua benar-benar dilanda rasa rindu, rindu saling berjumpa, rindu saling terbuka, dan rindu saling memuaskan. Tak terasa penis dalam celanaku sudah kembali tegang.
Puas saling berpagut, mulutku turun ke leher serta bahu bagian atasnya, aku hirup aroma tubuh adikku, ooohhh.. ssshhh.. aroma yg kurindukan. Pelan aku cumbui leher serta bahu bagian atasnya, kucium, sesekali menjilat, adikku hanya bisa terpejam sambil memiringkan kepalanya, tangan kanan adikku masih membelai kepalaku, namun tangan kirinya sudah turun mengelus-elus peenisku yg sudah menegang.
Aku pun tak mau kalah tentu saja, perlahan aku mulai meremas payudara serta pantat adikku sambil tetap mencumbui lehernya. Tangan kananku mendarat mulus pada payudaranya, aku remas pelan “uuuuuuuuhhhh…masss” suara lenguhan adikku, suara ini, yah suara inilah yg sudah lama ingin aku dengar lagi dari mu dek, suara yg menandakan mulai bangkitnya gairah mu. Remasan ku pada payudaranya sungguh lembut, karena aku benar-benar ingin menikmatinya setelah sekian lama, demikian pula pada remasaku pada pantatnya.
“uuuuh….uuuuh….uuuuhhhh” lenguh adikku menambah nafsuku.
“deekh, sekarang ini, malem ini….. mas Cuma pengen kamu” bisikku ditelinganya..
“eeuhhh…. Hheeeeu… hee—eeeeeh” balasnya diantara desah, aku yakin dia masih terjebak dalam nikmat remasanku pada payudaranya, sekian lama tak ku jamah, pasti dia merindukan sensasinya. Peluh mulai membasahi tubuh kami berdua, nafas Hana mulai tak beraturan.
Sambil pelan-pelan aku pepet tubuh adikku ke pagar balkon, Aku ingin meningkatkan tempo permainan kami, aku menyadari betapa longgarnya daster adikku ini, maka dgn rasa tak sabar melihat dua gunung kembar yg selama sebulan ini menghantui mimpiku, aku geser kedua tali dasternya, dan daster itu meluncur dengan mulus melewati tubuh adikku, kini hanya tinggal Bra & CD yg masih menutupi tubuh adikku.
Sekali lagi aku bermain dengan payudara adikku, namun kali ini kedua tanganku menyerang secara bersamaan, aku meremas, memijat, membelai kedua payudara adikku bersamaan, walau masih terbungkus bra, aku yakin adikku menyukainya, mulutku kini aktif menciumi seluruh jengkal wajah adikku.
“aaaah….uuuhhhhh….uuuuhhh…aaaaaahh” suara ekspresi kenikmatan adikku. Kedua tangan adikku mencengkeram pagar besi balkon dibelakangnya & tubuhnya bergoyang perlahan, sungguh erotis. Mulutnya setengah terbuka seperti mulut ikan, matanya terpejam, yaaaah, iyaaaah, inilah, ekspresi wajah bergairah & gelinjangan tubuh mu inilah yg sekian lama terbayang saat aku onani dek. Oooooohhh… yah terus lanjutkan seperti itu adeeekkk!!!
Kali ini aku sudah tak sabar lagi, aku ingin segera meremas payudara Hana secara langsung tanpa ada penghalang, pun aku sudah merindukan saat-saat mengaduk-aduk vagina adikku & membelai klitorisnya. Pelan-pelan tanganku kebelakang, kubuka lembut kait bra Hana, dia tak menolaknya, lalu Cd’a pun kepeloroti perlahan, yesss!!! sekarang adikku bugil total dihadapanku.
Jakunku naik turun melihat pemandangan ini, Hana adekku sayang yg kalem, lugu & sopan, kini telanjang bulat di balkon hotel, di depan seorang laki-laki yg tak lain adalah kakak kandungnya sendiri. Mataku pun melotot demi melihat kedua buah gundukan melon berkulit coklat, berkeringat, dgn dua biji ceri kecil di ujungnya.
Oooh Hana, payudara yg buat mas adalah yg terindah di dunia ini, akhirnya kembali ke hadapan ku. Tanpa membuang waktu aku sentuh keduanya sekaligus, ku awali dgn belaian pelan, “iiiiiihhhh…!!!” adikku memekin sambil seluruh tubuhnya menggelinjang, wajahnya agak tertunduk, dia menyandarkan dahinya ke dadaku, tampak dia meringis menggigit bibirnya, cengkeraman tangannya berpindah kelengan kaus berkerah ku. Tampaknya Hana sedang menahan nikmat yg sekian lama tak ia rasakan.
Setelah belaian-belaianku pada payudaranya, aku mulai meremasnya perlahan, pelan…pelan…agak keras sampai seluruh melon kenyal ini menempel penuh pada telapak tanganku.. “aaahhh….aarrhhhhh….oouuuuhhhhh” adikku mulai meracau, kali wajahnya mendongak ke atas.
Aku lanjutkan permainanku dengan memilin-milin putingnya, “eeeuuuhh..fffffhhhhhhh!! iyahhh!! Masshhh, begituhhh!!.. oooohh” yah aku sudah hafal, inilah bagian yg paling adikku suka, putingnya kupilin-pilin, terutama yg sebelah kiri, ini adalah jaminan bangkitnya gairah adikku. Tapi suara desahan sensual adikku pun juga menjadi jaminan dari bangkitnya birahiku, setelah memuaskan indra perabaku pada putingnya, kini tibalah giliran indra pengecap ku, ya lidahku juga sudah tak sabar menari-nari bersama putting Hana.
Segera saja aku arahkan kepalaku ke dada Hana, ketika ujung lidahku menyentuh putingnya seketika tubuh adikku terlonjak hebat.. “oooooooohhhhhhhhh!!!!!!! Maaaaaaazzzhzhhhhhhhh!!!!!” kini tangannya tak lagi mencengkeram bajuku, tapi dia menjambak rambutku. Kedua payudara adikku kini menjadi santapan mulutku.. kuhisap, kujilat, kadang lidahku agak “menendang-nendang”putingnya.
Oooh Hana, adikku tersayang, payudara mu, kepadatannya, kekenyalannya, sungguh membuatku mabuk kepayang.
“aaaaazzzzzhhhhhaaaaaah…..oourrrrggghhh!!!!! sssssssshhhhhhhhh…..eeemmmmmpppphhh.. mhhaaaaaazzzzzzzzz!!!!”
Sambil mulutku melumat payudaranya, tangan kiriku bergerilya mencari vagina Hana, sambil tangan kananku membelai punggung Hana yg basah berpeluh. Tak perlu waktu lama bagi tanganku menemukan vagina Hana, langsung saja kubelai naik turun mengikuti garis bibirnya.
“ooooooaaarggghhh,,, yeezzzzhhhhhh,, maaaaaazzzhhhhh!!!!! Hanya racauan itu yg keluar dari mulut adikku dgn nada yg kadang rendah, kadang naik.. aah, sungguh indah & sensual teriakan mu dek. Dan tubuhnya kini bukan sekedar bergoyang, tapi agak melonjak seirama dengan desah nafasnya yg memburu.
Kumainkan belai-belai terus vaginannya, kegelitiki, pinggul hana mulai menari-nari seirama dgn permainanku di vaginanya. “uuuuhhh….uhhhh….uhhhhh” oooh, adikku goyangan pinggulmu, begitu indah dek.. mas suka, mas sungguh menyukainya.
Perlahan telunjukku mulai menyibak bibir vagina Hana, dan yeaah!!! Daging tipis yg sebulan ini sangat dirindukan tanganku, mulai aku permainkan, aaahh, aku merindukan klitoris mu juga deekkkk!!! Goyangan serta lonjakan pinggul adikku semakin hebat & meningkat insensitasnya.
Inillah yang sudah lama kunanti, tubuh telanjang adikku, kini dalam genggamanku, nafsunya birahinya telah jatuh dalam permainanku.. aaah, betapa aku merindukan waktu-waktu seperti ini deekkk….
Hinga akhirnya… croooott…crrooooott!!! Cairan kewanitaan menyemprot kuat dari vagina adikku bersamaan dgn lenguh histerisnya.. “ooooaaarrrggghhhhhhhhhh….zzzzzzssssshhhhhhhhh” disusul dgn kedutan pinggul & goncangan hebat disekujur tubuhnya. Lalu tubuhnya roboh kedepan, jatuh tepat dalam dekapan tubuhku, Nafasnya sungguh tak beraturan, terengah-engah, dengan tatapan mata yg seperti orang kelelahan. Adikku akhirnya orgasme lagi setelah sekian waktu ini terpendam tertahan. Sambil tetap memeluknya aku pun tersenyum, lalu kubisikan pada adikku..
“ini spesial buat kamu adikku”


Part 8D
Adikku tersenyum tipis mendengar perkataaanku, bibirnya sungguh indah menggoda bila sedang menyungging senyum seperti itu, tubuhnya masih terkulai lemas didekapan ku.
Tiba-tiba aku teringat luapan emosi adikku tadi, rasa bersalah pun muncul dalam diriku, betapa kasihannya adikku, dia adalah anak rumahan yg jarang main keluar rumah, kecuali ada ajakkan dari temannya yg lain. Aku membayangkan dia terkurung dirumah, tanpa aktivitas, stress menunggu panggilan kerja yg tak kunjung tiba, ditambah harus memendam hasrat yg bergejolak dari dalam nafsu birahinya.
Aku sangat mengerti perasaannya, dulu aku pernah mengalaminya, namun saat itu Hana selalu ada untukku, selalu ada untuk menghiburku dengan desahan nafasnya, dia menenangkanku dengan kedua buah dada melonnya, & dia membuatku nyaman dgn servis handjob serta blowjobnya. Dia selalu ada untukku saat itu.
Tapi saat dia mengalami hal yg pernah aku rasakan, dan dia membutuhkan seseorang yg bisa menguatkan sambil mengurangi kejenuhan hari-harinya, aku tak pernah ada disampingnya. Baru aku menyadari betapa egoisnya diriku, dan sungguh, saat itu aku merasa kesibukan baruku dikantor bukanlah alasan ataupun pembenaran untuk meninggalkannya.
Saat ini tubuh telanjang Hana telah kembali kedalam dekapan ku, saat-saat yg sudah sangat aku rindukan ini tak akan aku sia-siakan, Adikku malam ini aku yang akan menghibur mu.
Aku letakkan kedua tangan adikku dileher belakangku, lalu perlahan aku angkat kedua pahanya, adikku menggelayut dalam gendongan ku, aku rebahkan tubuhnya dikursi santai dibalkon hotel. Semilir sejuknya udara malam kota Bandung menambah suasana romantis malam ini, adikku rebah tapi tangannya meraik kaosku sehingga bajuku terbuka bersamaan saat tubuhnya rebah total dikursi santai. “Celananya dong mas” adikku berbicara dgn suara agak serak mendesah, wajahnya seperti orang kebanyakan tidur, sayu namun penuh dgn aura sensualitas yg menggoda. Akupun membuka celana jeans, boxer, serta cd ku sekaligus, penisku yg sedari tadi menegang kita nampak tegak menantang, senyum tipis tersungging lagi diwajah adikku ketika dia melihat batang penisku. Kini kami berdua telanjang bulat di balkon.
Suara klakson & deru kendaraan yg berlalu lalang, tak mengganggu niat kami untuk saling melepas rindu. Nafas adikku mulai teratur setelah orgasmenya tadi, tapi tubuhnya masih mengkilat, peluh pada tubuhnya memantulkan cahaya-cahaya lampu dari kota, aku hanya bisa terpesona memandang pesona sensual dari tubuh adikku ini, sebelum dia menarik tanganku agar aku ikut rebah diatas tubuhnya.
“uuuuhhhhhh” lenguh Hana saat tubuhku menindih tubuhnya, aku dapat rasakan kenyal payudaranya yg menyentuh dadaku & penisku menggesek belahan bibirnya, aku pun tak dapat lagi mnggambarkan kenikmatan ini. Saat wajahku sejajar dengan wajahnya, aku tak dapat menahan hasrat lagi untuk kembali menikmati bibirnya, kami berdua sudah benar-benar terjebak hasrat birahi. Sekian lama merindu, dan kini tubuh kami sudah saling tertangkup, ada rasa tersendiri yg membuat permainan kami malam ini akan terasa berbeda. Kami berdua mendesah ketika merasakan puting dada kami beradu saling menggesek, kedua tangan kami menjulur keatas sambil kedua telapak kami saling merapatkan jari jemari.
Aku merasakan hal yg berbeda dari ciuman adikku, biasanya mulutnya yg menjadi arena permainan lidah kami berdua, tapi kali ini lidah adikku mendorong lidahku keluar dari mulutnya lalu masuk kedalam mulutku, lidahnya kini mengajak lidahku berdansa dalam mulutku. Awalnya aku kaget, sedikit tersedak, namun perlahan menikmati permainan yg dilancarkan adikku.
“eemmmhhhh…..mmmmmhhhhffff….” suara kami dalam permainan mulut ini. Tak lupa decak suara ludah menambah nikmat dalam suasana erotis ini, nafas kami mulai memburu, jantungku berdegup semakin keras, perlahan peluh mulai membasahi tubuhku dan Hana tubuh kami berdua mulai meliuk-liuk penuh gairah, dinginnya malam kota ini tak mampu mendinginkan hasrat kami yg membara.
Sambil terus berpagut, adikku menurunkan tangan kanannya meraih batang penisku, kali ini aku yg terpekik. Belum sempat aku menguasai diri, jari telunjuk & jempol adikku telah membentuk huruf “O” lalu mulai mengocok penisku naik turun, sesekali jari tengah, manis & kelingkingnya menyenggol-nyenggol buah zakarku, ketika kocokannya tiba d dasar penisku.
Aku mendesah, tubuhku menggelinjang hebat, mataku merem melek, sungguh luar biasa adikku, sudah nikmat permainannya di dalam mulutku, dia tambahkan lagi pada batang penisku. “eehmmmhhh” aku berkata sambil mendesah.
Secara reflek tanganku turun membelai-belai payudara Hana, memainkan puting ceri nya, bagian tubuh adikku yg paling aku suka, tubuhnya menggelinjang, meliuk-liuk, aku sempat melirik kearah kedua melon Hana yg semakin indah dalam peluh tubuhnya yg memantulkan cahaya lampu-lampu malam kota Bandung. Aku mengakui benar-benar jatuh cinta pada payudara adikku.
“aarhhhhhhh” suara yg keluar dari mulut adikku disela pagutan kami.
Kocokan tangan Hana pada penisku benar-benar nikmat, kadang temponya lembut, lalu tiba-tiba dia percepat kocokannya hingga menimbulkan sensasi yg tak dapat aku lukiskan dgn kata-kata. Aku merasa batang penisku memanas, sepertinya sebentar lagi aku akan orgasme & aku tak sabar untuk segera keluar didepan tubuh Hana lagi, tetapi sesaat sebelum aku mencapai orgasmeku, Hana menghentikan kocokan serta ciumannya padaku, dia bangkit mendorong tubuhku diatasnya lalu memutar posisi kami hingga sekarang akulah yg rebah dikursi malas tersebut, lalu adikku kembali menjatuhkan tubuhnya diatas tubuhku namun kali ini dia berbaring dgn memunggungiku, sepertinya dia ingin memposisikan pantatnya yg montok tepat didepan penisku, lalu dia menoleh sambil kembali meraih mulutku, melanjutkan ciuman romantis kami yg td sempat terputus. Kedua tangan adikku mencengkeram lengan kayu kursi malas ini, Lalu tanpa membuang-buang waktu perlahan dia menggoyang-goyangkan pinggul terutama pantatnya sehingga batang penisku yg terletak tepat dibelahan pantatnya ikut terbawa dalam goyangan pinggul adikku.
“aaaaahhhhh…ouuuuhhh” aku meracau, aku benar-benar merasa terbang atau terjebak dalam kenikmatan ini. Hasrat orgasme yg td sempat tertunda kini naik dgn cepatnya, namun aku tak ingin mencapai puncak sendirian, aku ingin mencapainya bersama Hana, maka kedua tanganku yg bebas mulai bergerilya menuju payudara & vagina Hana, & tanpa menunggu waktu lama kini kedua organ nikmat adikku ini telah jatuh dalam permainan belaian tanganku..
“eeeermmmmmmffffffff” Dia mendesah dalam ciuman kami. Aku memilin, menarik, & mencubit pelan melon serta ceri Hana, telunjukku yg lain mengaduk-aduk vaginanya sambil sesekali memainkan klitorisnya. Tak memerlukan waktu lama, adikku melepaskan ciuman ku lalu menenggelamkan kepalanya pada bahu kiriku, lalu dia bicara diantara birahinya
“mmazzzhhh..ah…aaku…emmmhhh…emmmaaaauu keluaaarrr…eeehhhh”
“maasssh juugha dekkh..ahhh..ouhhh…barenghh” aku menimpalinya di antara permainanku.
Seperti saling mengerti, tanpa dikomando kami pun mempercepat tempo masing-masing hingga akhirnya kami berdua berteriak bersama tanda telah mencapai puncak.
“oooouuurrrrrggggghhhhh…..arrrrgghhhhhhhh” pinggul kami berkedut terlonjak bersamaaan, bahkan adikku sampai meregangkan tubuhnya kedepan, sehingga dapat kulihat cairan vaginanya menembak dahsyat, menyemprot jauh seperti water canon sebelum akhirnya kembali jatuh diatas tubuhku. sedangkan sperma ku muncrat membasahi pantat & punggung Hana.
Benar-benar hadiah kerinduan yg sangat menyenangkan, tak bisa ku lukiskan dgn kata-kata, sebulan aku & Hana absen dgn permainan cinta kami, lalu selepas berjumpa lagi, & mencapai puncak orgasme bersama-sama, ada kenikmatan yg sulit ku gambarkan, birahi yg terpendam selama ini tiba-tiba menggelegak bak badai. Inikah yg namanya Bandung Lautan Asmara? Kami terombang-ambing dalam dahsyatnya gelombang syahwat, yg lebih menambah dahsyat gelombang kenikmatan ini adalah fakta bahwa kami adalah saudara sekandung, adik kakak sedarah yg lahir dari Rahim yg sama.
Kami terengah-engah bersama, tubuh Hana masih berada dalam dekapanku. Adikku benar-benar luar biasa, sekian lama tak bermain cinta sepertinya mengubahnya menjadi serigala betina yg lapar, tadi itu pertama kalinya dia yg mengendalikan jalannya permainan kami, biasanya, dia cenderung menunggu perlakuan atau instruksi ku. Ooh Hana, apa yg terjadi kepada mu selama Mas tak ada. Suhu sekalian, pernahkan suhu melakukan permainan cinta disuasana terbuka seperti aku & Hana? Aku sarankan suhu mencobanya, ada sensasi berbeda dibandingkan bila melakukannya diruang tertutup.

Sekitar setengah jam kami terdiam dalam kelelahan kami, mataku masih terpejam sebelum adikku berbisik pelan “kita masuk yuk Mas, udah malem” ku lirik jam didalam kamar Hotel, ternyata sudah pukul sepuluh lewat dua puluh menit, gila, ternyata sudah dua jam setengah aku & Hana larut dalam permainan ini, pantas saja sekujur tubuh ku seperti bersparing partner dgn Usain Bolt.
Aku pun bangkit, kugendong tubuh adikku, tangan serta kakinya nya menyilang dileher serta pinggang ku, lalu kujatuhkan pelan diatas kasur. Dia rebahan tapi tak melepaskan tangan & kakinya dari tubuhku, sehingga aku pun ikut berbaring bersamanya. Perlahan kuraih selimut lalu kututupi tubuh telanjang kami berdua. Hana membuang pandangannya ke jendela, aku tak ingin mengusik lamunannya, jadi aku hanya berbaring diam menatap langit-langit hotel.
Lama kesunyian di antara kami berdua, aku mulai bertanya pada adikku.
“besok mulainya jam berapa kamu dek?” aku memulai pertanyaan mengenai interview kerjanya.
“jam Sembilan mas” adikku menjawab singkat, kami kembali terdiam. Aku ingin bertanya kembali mengapa dia bisa seliar itu tadi, baru mau kubuka mulut sebelum “sekarang siapa pacarnya Mas” adikku menjawab menodong.
“Gak ada dek”
“gak usah bohong”
“mas berani sumpah, mas belum punya pacar”
“terus kenapa gak pernah pulang lagi”
“sebenernya mas pengen banget pulang, tapi kamu tau mas Cuma bisa pulang pas akhir pekan, ibu sama ayah lagi ada dirumah, padahal sekalinya pulang mas pengen banget maen lagi sama kamu. Tapi gimana caranya? Lama-lama mas pusing dek, deket-deket kamu birahi mas naek terus, tapi gak bisa maen kita. Jadi mas pikir mending gak pulang sekalian” aku jelaskan panjang lebar pada Hana.
Sempat terdiam sesaat sebelum akhirnya adikku berkata lagi “Dan ngelupain semua yg udah pernah kita lakuin?”
Deggg!!! Aku shock berat mendengar kalimat sarkas tingkat tinggi ini, kata-kata luapan emosi khas orang-orang berkepribadian introvert, sekali mereka bicara maknanya dalam, kadang bikin lawan bicaranya KO sekali pukul.
“bukan begitu dek, tapi Mas….”
“Mas malem ini tidur disini ya, udah yuk kita tidur” dia memotong kata-kataku, ada nada perintah ddidalamnya, Hana tak mau mendengarkan lagi, dia merapatkan tubuhnya padaku lalu menyamping dan menaruh tangan kanannya pada dadaku. Aku hanya bisa diam mendapatkan perlakuan seperti itu, malam ini aku benar-benar dibawah kendalinya. Tak sampai lima menit aku sudah merasakan dia tertidur, adikku ini tipe orang yg cepat sekali tertidur, ditambah kelelahan permainan kami pasti mempercepatnya menuju dunia mimpi. Berbeda denganku yg pikirannya selalu mengawang-awang dulu sebelum tidur, aku tidak akan langsung terlelap kecuali sangat lelah atau cuaca dingin sekali.
Aku perhatikan wajah adikku yg sedang tertidur, kulihat senyum tipis dari bibirnya yg ranum merekah. Aku belai rambutnya, kusingkirkan poni-poni kecil dari wajahnya, lalu ku kecup sayang keningnya, “selamat tidur adikku sayang”



No comments:

Post a Comment